dimana tertawa tidak dilarang

WELCOME GAN!!

SELAMAT DATANG DI BLOG ORANG GANTENG DIMANA SESUATU YANG TIDAK MUNGKIN MENJADI MUNGKIN

halaman

Senin, 17 Oktober 2011

Audivacx: Seni Sangat Dibutuhkan Negeri Ini

http://www.beritajatim.com/detailnews.php/2/Gaya_Hidup/2011-10-18/115022
Selasa, 18 Oktober 2011 00:47:54 WIB
Reporter : Vassilisa Agata


Surabaya (beritajatim.com) - Bangsa Indonesia yang diklaim ramah tamah ini dipenuhi kekerasan. Trauma kekerasan masa lampau telah merasuk ke dalam alam bawah sadar kolektif. Tak heran, bangsa ini begitu mudah terlecut propaganda hingga memunculkan tindakan destruktif.

“Kesenian sangat dibutuhkan negeri ini,” ungkap Joscev Audivacx, psikolog yang aktif menulis tentang budaya, “seni mampu mentransformasikan hal–hal elegi menjadi bentuk yang indah sehingga mampu diterima oleh semua orang.”

Inilah peran penting seni rupa dalam masyarakat yang terkukung kekerasan. Lewat seni, segala tindakan yang terkukung di dalam bawah sadar bisa dilepaskan. Audivacx menyebut tindakan ini sebagai ‘for-give’. Dengan demikian, seni adalah sebauh gejala sosial yang hidup.

Melalui kecerdasan visual yang dibentuk melalui seni, manusia mampu melihat realita yang ada di sekitarnya. Tak hanya sekadar melihat, manusia yang memiliki kepekaan seni, baik sebagai pencipta maupun penikmat, mampu memberikan keindahan pada realita yang ia lihat. Niscaya, realita itu menjadi hidup dan menghidupi diri manusia tersebut.

“Sayangnya masyarakat saat ini terjebak. Seni hanya dilihat sebagai hiburan, objek, atau hiasan saja,” tutur Audivacx dalam diskusi ‘Posisi dan Praktik Seni Rupa Kontemporer’ di Galeri AJBS (17/10).

Seni hanya dianggap sebagai penenang dan penyenang hati, sarana untuk membuat diri terlihat menawan, bahkan seni hanya dilihat sebagai simbol kepemilikan semata. Kedudukan seni semakin kabur ketika budaya hanya dilihat sebagai bagian dari objek wisata semata.

Dalam dua hingga tiga tahun terakhir, profesi dan pendidikan seni semakin berkembang di masyarakat. Muncul pula seni kontemporer yang ingin mengembalikan posisi seni dalam masyarakat. Namun antusiasme ini masih belum cukup. Kesenian perlu merasuk ke ranah pendidikan.

“Bukan hanya jadi pelajaran menggambar saja, tetapi juga harus masuk ke dalam pemaknaan. Mengapa harus digambar sedemikian rupa? Makna apa yang diciptakan dari gambar?” tutur Audivacx. [vas/but]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar